Perkembangan Ipa
Nama: Khairunnisa
Kelas:
1PA11
Npm:
13516891
PERKEMBANGAN
IPA
1.
Alam Semesta dan Isinya, Baik Mikrokosmos dan
Makrokosmos
Betapa indahnya alam semesta yang diciptakan
oleh Tuhan untuk para manusia, dari sistem tata surya, kita mengenal adanya
berbagai galaksi, yang salah satu galaksinya adalah tempat dimana manusia
tinggal, yaitu galaksi BIMASAKTI. Dari galaksi tersebut, kita mengenal adanya 8
planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus)
beserta masing-masing satelitnya.
Inti dari pengertian alam semesta itu sendiri
adalah mencakup tentang mikrokosmos dan makrikosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang memiliki ukuran yang sangat kecil (contoh: atom, elektron,
sel, dll), sedangkan pada makrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran
yang sangat besar (contoh : bintang, planet, satelit).
2.
Teori Terjadinya
Alam Semesta.
1. Teori
keadaan tetap (Steady-state theory) Teori keadaan tetap didasari pada
prinsip kosmologi sempurna. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ada tanpa
awal dan tetap ada tanpa akhir. Hal tersebut didasari oleh kenyataan bahwa
setiap galaksi memiliki jumlah yang tetap sama meski ada pada kurun waktu yang
berbeda. Dalam teori ini tidak dikenal istilah penciptaan ataupun kiamat. Alam
semesta ada dan akan tetap ada. Teori asal usul alam semesta ini sebetulnya
merupakan teori yang paling jadul. Dan dikemukakan pada saat teknologi belum
canggih seperti sekarang ini. Sekarang, teori keadaan tetap sudah tidak lagi
dipercayai oleh kebanyakan orang kecuali mereka yang tidak beragama (atheis).
2. Teori
dentuman besar (big-bang theory) Asal Usul Alam Semesta Hipotesis teori
dentuman besar (Big-Bang) dikemukakan pertama kali oleh George Lematitre. Teori
ini menyebutkan bahwa asal usul alam semesta dimulai dari sebuah primeval atom
atau atom yang sangat padat. Suatu saat karena terlalu padat dan memiliki
energi kalor yang tinggi, atom ini meledak hingga semua materinya terlempar ke
seluruh penjuru ruang hampa yang ada di sekitarnya. Sejak ledakan itu, semua
partikel ledakan atom tersebut (planet, asteroid, meteorid, dll.) berekspansi
hingga ribuan juta tahun. Dari ekspansi tersebut timbulah dua gaya yang saling
berlawanan yaitu gaya gravitasi dan gaya repulsi kosmis. Teori ini menyebutkan
bahwa suatu waktu, ekspansi tersebut pasti akan berhenti. Berarti secara umum
teori ini berlawanan dengan teori keadaan tetap karena mengenal penciptaan dan
kiamat.
3. Anggota
Sistem Tata Surya
1. Matahari
Matahari adalah pusat tata surya. Matahari
merupakan sebuah bintang yang paling dekat dengan bumi. Seperti bintang
lainnya, Matahari merupakan sebuah benda panas yang tersusunoleh berbagai gas
yang bertekanan tinggi.
Diameter Matahari 109 kali diameter Bumi,
yaitu 1,4 juta km. Walaupun Matahari itu berbentuk gas, beratnya lebih dari 300.000
kali berat Bumi. Suhu permukaannya ± 5.000°C.
2. Planet
Planet-planet merupakan benda terbesar dalam
tata surya setelah Matahari, kecuali beberapa satelit yang diameternya
sebanding dengan planet Merkurius.
Berdasarkan jarak planet-planet ini dari Matahari,
planet-planet dapat diurutkan. Urutan planet itu adalah Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
3. Asteroid
Menurut Titus Bode, ada daerah kosong antara
Mars dan Jupiter. Para ahli astronomi pada masa Bode yakin bahwa ada sebuah
planet yang belum diketahui di antara kedua benda itu. Untuk menelitinya, pada
tanggal 1 Januari 1801, seorang ahli astronomi Italia, Giuseppi Piazzi
menemukan sebuah benda langit dalam ruang angkasa di antara orbit Mars dan
Jupiter.
Kemudian, benda ini dinamakan Ceres yang
diketahui mempunyai diameter sekitar 1.000 km. Lambat laun daerah kosong di
antara Mars dan Jupiter ditemukan benda-benda kecil lain yang mirip planet.
Sekarang telah ditemukan lebih dari seribu
benda-benda kecil seperti ini dan ditaksir seluruhnya lebih dari 5.000 buah.
Benda langit ini dikenal sebagai planet kecil atau asteroid.
4. Komet
Komet bukannya bergerak di dalam orbit yang
hampir sirkuler pada arah yang tunggal, tetapi berputar sekeliling Matahari
dalam bentuk elips yang memanjang luar biasa dan ke setiap arah.
Komet berada sedemikian jauh dari Matahari
sehingga tidak kelihatan meskipun dengan
menggunakan teleskop terbesar yang dimiliki
manusia.
5. Meteor
Orang percaya bahwa komet mungkin pecah
menjadi partikel-partikel yang kadang-kadang terlihat memasuki atmosfer Bumi
sebagai meteor. Besar meteor berkisar dari pecahan yang tidak lebih besar dari
kepala jarum sampai batu raksasa yang beratnya berton-ton.
6. Satelit
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus mempunyai satelit atau bulan yang berputar mengelilingi planet-planet
tersebut.
4. Planet Bumi
Sebagai Bagian dari Sistem Tata Surya
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang
merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya.
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di
permukaannya pada miliar tahun pertama. Biosfer Bumi kemudian secara perlahan
mengubah atmosfer dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan terjadinya
perkembangbiakan organisme serta pembentukan lapisan ozon, yang bersama medan
magnet Bumi menghalangi radiasi surya berbahaya dan mengizinkan makhluk hidup
mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah
geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.
5. Lapisan –
Lapisan Planet Bumi dan Fungsinya Bagi Kehidupan Manusia
1.
Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang
terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak
samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai
ketebalan sekitar 20-70 km. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan
merupakan lapisan tanah dan batuan. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh mahluk hidup.
2.
Selimut atau Selubung Mantel
Selimut merupakan lapisan yang terletak di
bawah lapisan kerak bumi.Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan
lapisan batuan padat.Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat
Celcius.
3.
Inti Bumi
Inti bumi terdiri dari material cair, dengan
penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900–5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan
lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200ºC. Inti dalam merupakan pusat bumi
berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari
nikel dan besi yang suhunya mencapai 4500ºC.
Berdasarkan penyusunnya lapisan bumi terbagi
atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
6. Teori
Terjadinya Planet Bumi
1.
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli
Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi
bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat,
maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
2.
Teori Pasang Sudut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan
Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati
matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada
tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan
jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah
bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan
terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai
tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali,
menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
3.
Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah
banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad
ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah
teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de
Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat
raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya
tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan).
Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
7. Gejala Rumah
Kaca dan Penyebab Ketika Mendung Udara Menjadi Panas
Gejala efek
rumah kaca, merupakan gejala
peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2
(karbon dioksida) di atmosfer. Di bumi , radiasi panas yang berasal dari
matahri ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca pada rumah kaca.
Radiasi panas tersebut tidak diserap seharusnya oleh bumi. Sebagian radiasi
dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa.
Radiasi panas yang dipantulkan kembali keruang angkasa merupakan radiasi
inframerah. Radiasi inframerah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas.
Gas penyerap kaca yang sangat penting adalah H2O dan CO2. H2O dan CO2 tidak
bisa menyerap seluruh radiasi inframerah sehingga sebagian dipantulkan ke
bumi.keadaan inilah yang menyebabkan suhu di bumi meningkat dan terjadilah
pemanasan global.
Saat mendung
udara terasa panas, karena ketika
awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah
menjadi air (cair). Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara.
Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi
dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan
bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas
jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan
adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air
dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
Sumber :
http://latip.sdmuhcc.net/mengapa-saat-mendung-udara-terasa-panas.htmlhttp://iffahufairohpsikolog.blogspot.co.id/2012/04/alam-semesta-beserta-isinya.html
Komentar
Posting Komentar